Minggu, 07 Desember 2014

Give Me A Hug

Yaoi story~
GIVE ME A HUG

“Namaku Paul Abraham. 21 Maret 2014. Saat ini aku sedang duduk bersama Jack Smith, yang akan menceritakan kisahnya dengan keluarganya, khususnya dengan kakak laki-lakinya. Silakan” ucapnya setelah menyalakan alat perekam.

“Darimana aku harus memulainya?” tanyaku padanya.

“Dari yang ingin kau sampaikan padaku”

“Saat itu aku masih berumur 12 tahun. Dimana aku merasa bahwa keluargaku adalah keluarga yang paling buruk. Aku tak tau apa pekerjaan ayahku, dia sering pulang larut malam. Ibuku adalah seorang pemabuk berat. Sangat sulit untuk mendapat kasih sayang dari mereka. Aku sangat merindukan saat-saat bersama mereka, untuk sekedar menonton acara tv, makan di luar bersama, atau setidaknya ucapkan selamat malam ketika aku akan tidur. Jangankan peduli denganku, mereka sendiri sangat jarang menunjukkan keharmonisan rumah tangga mereka pada anak-anaknya” sambil menyalakan rokok.

“Sedangkan Matthew, kakakku, dia satu-satunya orang yang sangat peduli padaku. Mungkin karena aku adalah adik kandungnya. Setiap hari kita selalu bertemu, bermain bersama dan bertukar cerita. Ya, itu terus berlangsung setiap hari” aku mengulang ucapanku.

“Ayah kami yang pemarah, sering membuatku takut. Hingga akhirnya, aku juga sering tidur seranjang bersamanya. Dan aku bertanya padanya. Apakah suatu saat dia akan meninggalkanku sendirian? Dia bilang, tidak. Aku tanya lagi padanya, apa kau janji? Tentunya dia bilang, ya, dia berjanji padaku. Tiba-tiba saja dia memelukku dari belakang. Saat itu aku merasa ada yang lain dengan diriku. Aku merasakan kenyamanan yang selama ini tidak pernah aku dapatkan dari siapapun. Lengan tangannya yang kuat dan hangat, membuatku ingin merasakan suasana ini untuk selama-lamanya. Hingga pada suatu saat, kita melakukannya. Melakukan...” aku berhenti sebentar. “Melakukan hubungan seks” lanjutku sambil tersenyum pahit.

“Kita melakukan hubungan itu sampai beberapa bulan ke depan. Dan pada akhirnya, dia harus mengingkari janji yang pernah kita ucapkan dulu. Dia harus pergi untuk kuliah, melanjutkan masa depannya. Setelah apa yang kita berdua lalui selama ini, aku pikir dia akan membawaku bersamanya, menjadi istri untuknya. Membangun rumah tangga seperti ibu dan ayahku. Tapi ternyata, dia tidak seperti yang aku lihat dulu, dia tidak peduli padaku, sampai hati dia meninggalkanku hidup sendirian bersama orang-orang egois” tak sadar mataku sampai berkaca-kaca.

“Sekarang dia telah menikah. Rachel, istrinya, tidak tau tentang cerita ini. Tidak ada yang tau tentang cerita ini sampai hari ini. Selain aku dan Matt, kau lah satu-satunya orang yang mengetahui cerita ini” aku menatap Paul, satu-satunya orang yang kini telah mengetahui cerita incest kami.